Sejarah mencatat
Indonesia dijajah oleh Kompeni Belanda selama 3,5 abad sejak jaman VOC
hingga Hindia Belanda. Tentunya dari rentan tahun jajahan yang cukup
lama itu banyak sekali jejak-jejak peninggalan bersejarah dari zaman
Kompeni dihampir seluruh tempat di Indonesia tidak terkecuali di
Palembang, Sumatera Selatan. Salah satu jejak peninggalan Kompeni
Belanda di Kota Palembang adalah Taman Wisata Kambang Iwak. Tidak tahu
persis apa nama taman ini dijaman Belanda tapi yang jelas taman ini
dibuat saat jaman Belanda diperuntuhkan untuk warga Belanda yang
bermukim disekitaran taman tersebut sebagai saranan rekreasi keluarga.
Hal tersebut dibuktikan dengan adanya permukiman warga Belanda
disekitaran Taman Wisata Kambang Iwak yang sekarang nama daerah tersebut
adalah kawasan Talang Semut. Salah satu bukti lagi bahwa kawasan Talang
Semut dahulu adalah permukiman elite warga Belanda adalah bangunan
mewah yang sekarang menjadi rumah dinas Walikota Palembang yang hingga
sekarang masih kokoh berdiri.
Kembali ke Taman Wisata Kambang Iwak dari informasi
yang saya himpun dari salah satu acara sejarah di salah satu stasiun TV
swasta nasional mengatakan bahwa dahulu taman ini dibuat seiring dengan
adanya rencana dari Residen (Walikota) Palembang saat itu yang ingin
menjadikan Palembang sebagai kota taman layaknya Bandung di Jawa yang
sudah lebih dahulu tenar menjadi kota taman yang asri di Hindia Belanda.
Oleh sebab itulah sekitar tahun 1900an kawasan Talang Semut dibuat
seasri mungkin dengan ditanami pohon-pohon besar yang rindang kemudian
dibuat pula sebuah taman sebagai tempat berkumpul dan rekreasi warga
Belanda yang bermukim di Palembang, taman yang dibuat tahun 1900an
itulah yang kelak menjadi Taman Wisata Kambang Iwak yang kita kenal saat
ini. Sampai saat ini pohon-pohon rindang yang ditanami Kompeni Belanda
saat itu masih kokoh berdiri memberikan suasana yang begitu asri
dikawasan ini ditemani dengan rumah-rumah berarsitektur kolonial
disekitarannya menjadikan kawasan Talang Semut dan Taman Wisata Kambang
Iwak yang ada ditengahnya sebagai salah suatu tempat favorit warga
Palembang yang ingin melepas penat.
Sejarah pun mencatat selepas Belanda angkat kaki
dari Bumi Pertiwi pada tahun 1945 kawasan Talang Semut dan Taman Wisata
Kambang iwak sedikit terlupakan oleh kita. Daerah ini luput dari
perhatian pemerintah padahal apabila dikelola dengan baik kawasan
bersejarah ini dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi wisatawan
yang ingin berkunjung ke Palembang terutama bagi mereka yang haus
pengetahuan sejarah khususnya sejarah Kota Palembang. Daerah tersebut
khususnya Taman Wisata Kambang Iwak pernah mengalami keterpurukan yang
sangat parah, saat itu sekitar tahun 1980-1990-an kawasan taman ini
menjadi basecamp para Waria dan Pelacur di Kota Palembang, taman
tersebut menjadi tempat prostitusi masal dan tempat muda-mudi memadu
kasih ilegal (maksiat) sehingga bila malam datang banyak warga yang
enggan untuk datang ke tempat ini. Selain itu, menurut cerita orang tua
saat itu pula sering ditemukan karung berisikan mayat orang korban dari
Petrus (Penembak Misterius) yang marak terjadi di era orde baru dahulu.
Namun, akhirnya di awal millennium (awal 2000-an)
semuanya berubah Kota Palembang berbenah terutama untuk menyambut PON
tahun 2004 (PON pertama di luar Pulau Jawa). Semua sudut Kota Palembang
disulap menjadi kawasan elite, Jembatan Ampera bersolek dengan kemasan
warna cat yang baru, Kawasan Benteng Kuto Besak dirombak abis-abisan
menjadi Plaza BKB yang bersih, pembangunan di Kota Palembang menjadi
marak. Semuanya berubah tidak terkecuali Taman Wisata Kambang Iwak. Awal
2000-an adalah momentum perubahan di Kota Palembang, pemerintah gencar
mempromosikan Kota Palembang sebagai kota wisata yang wajib dikunjungi.
Oleh karena itu, semua potensi wisata di kota
tertua di Indonesia ini direnovasi habis-habisan, sehabis PON 2004 ada
program VISIT MUSI 2008 kemudian hadir pula SEA GAMES 2011. Semua
kawasan di Kota Palembang tidak luput dari pembangunan salah satu daerah
yang tidak boleh dilupakan adalah kawasan Talang Semut berserta Taman
Wisata Kambang Iwak di tengahnya, kawasan tersebut dirombak
habis-habisan, Taman Wisata Kambang Iwak yang dahulu angker dan jorok
dirubah menjadi tempat yang mewah dan modern hingga sekarang menjadi
tempat berkumpul wajib bagi warga Kota Palembang, rasanya belum gaul
kalau tidak kumpul-kumpul di taman tersebut.
Mengapa Taman Wisata Kambang Iwak begitu diminati
saat ini? Jawabannya karena taman tersebut sekarang telah
bertransformasi menjadi daerah modern selain itu taman tersebut juga
memang terkenal begitu asri karena dikelilingi oleh pohon-pohon besar
yang sangat rindang sehingga memberikan kesejukan di Kota Palembang yang
terkenal panas dan juga di tengah-tengah taman terdapat danau yang
bersih dilengkapi air mancur yang hidup setiap jam sepanjang hari yang
dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan kepada setiap penikmatnya.
Tidak hanya itu saja Taman Wisata Kambang Iwak juga banyak dilengkapi
dengan sarana dan prasarana yang bisa membuat wisatawan betah
berlama-lama bercengkrama di sana. Adapun sarana dan prasarana yang ada
di taman tersebut adalah trak jogging bagi anda yang ingin berolahraga,
kemudian tempat duduk yang banyak terdapat dipinggiran danau taman
tersebut, lalu di area taman itu juga banyak terdapat warung atau kedai
makan yang menyajikan menu berharga kaki lima hingga bintang lima
tersedia lengkap di areal taman ini, untuk anda yang hobi online areal
taman ini juga ditunjang dengan hotspot gratisan, dan yang tidak kalah
penting pula untuk masuk ke taman ini anda tidak perlu takut dipungut
biaya masuk karena taman ini gratis untuk umum. Bila malam datang taman
ini pun masih ramai dikunjungi oleh wisatawan karena saat malam taman
ini begitu gemerlap dengan lampu-lampu hias yang mengelilingi hampir
disetiap sudut taman.
Dan, yang tidak kalah penting untuk disampaikan
dengan segala kelebihannya sekarang kawasan Talang Semut dan Taman
Wisata Kambang Iwak sempat dijadikan tempat penilaian yang menghantarkan
Kota Palembang mendapatkan penghargaan "Asean Environment Sustainable
City 2008, sebagai Kota Terbersih se-Asean." Juga Taman Wisata Kambang
Iwak sempat mendapatkan penghargaan sebagai "Taman Kota Terbaik
se-Indonesia, atas nama Kambang Iwak (KI Family Park)".
Inilah gambaran singkat tentang salah satu sudut
Kota Palembang sekarang, Palembang kota kuno yang merupakan kota tertua
di Indonesia sudah sewajarnya kota ini menghargai semua peninggalan
bersejarah yang ada di dalamnya, potensi sejarah yang besar merupakan
salah satu modal bagi Kota Palembang untuk menjadi tempat wisata andalan
di Indonesia.
Gereja Siloam (Gereja Protestan Tertua di Palembang)
Tidak jauh dari Taman Wisata Kambang Iwak terdapat
sebuah bangunan putih yang tertutupi oleh pepohonan. Bangunan tersebut
adalah sebuah gereja tua yang merupakan gereja protestan dengan nama
resminya Gereja Siloam. Tahukah Anda bahwa gereja ini merupakan gereja
protestan tertua di Kota Palembang.
Gereja Siloam ini dibangun pada masa pemerintahan
Hindia Belanda pada tanggal 13 Agustus 1933. Pada awalnya gereja
tersebut beranggotakan orang-orang Belanda dan Cina sejumlah 144 orang.
Adapun alasan pemerintahan Hindia Belanda membangun gereja tersebut
saat itu adalah guna memberikan tempat pribadatan baru bagi mereka
pendatang dari Jawa.
Pendatang dari Jawa sendiri hadir akibat dampak
dari kebijakan pemerintah Hindia Belanda yang menyelenggarakan
kolonisasi keluar daerah Jawa yang bermula pada tahun 1905 yang di awali
ke daerah Gedong Tataan (1905), Bengkulu/Kepahiang (1909), Metro
Lampung (1935), Belitang (1937) dan Lubuk Linggau (1937). Kegiatan
kolonisasi ke daerah baru ini secara tidak langsung turut membawa tenaga
kerja dan orang-orang dari Jawa datang ke daerah baru tersebut.
Kegiatan perpindahan penduduk ini pula yang kelak diterapkan oleh
pemerintahan Republik Indonesia guna mengurangi kepadatan penduduk di
wilayah Jawa yang memang sudah terkenal sebagai pulau terpadat di dunia,
adapun kegiatan tersebut sekarang terkenal dengan nama transmigrasi.
Kegiatan kolonisasi di daerah baru tersebut
terutama di daerah Sumatera diantarnya adalah pembukaan lahan,
pembangunan pemukiman (bedeng), pembangunan bendungan/saluran irigasi
(Way Sekampung dan Komering), akses jalan, lintas kereta api
Tanjungkarang - Palembang - Lubuk Linggau dan sekolah-sekolah.
Mengingat besarnya tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proyek kolonisasi
di daerah baru itulah membuat pemerintah Hindia Belanda banyak
mengangkut orang-orang dari Jawa untuk berkerja secara paksa ke sana,
tidak terkecuali orang-orang Kompeni yang bermukim di Jawa ikut datang
ke daerah koloni baru tersebut.
Banyak dari para transmigran dan orang-orang
Kompeni dari Jawa yang datang ke daerah koloni baru tersebut merupakan
penganut Nasrani dan mereka memerlukan tempat pribadatan baru di tempat
koloni baru tersebut untuk beribadah. Oleh sebab itu, pemerintah Hindia
Belanda kemudian membangun banyak tempat pribadatan baru yang salah
satunya adalah Gereja Protestan yang kelak namanya adalah Gereja Siloam
ini.
Itulah sebersit kisah dari salah satu bangunan
peninggalan kolonial Belanda di Kota Palembang. Bung Karno pernah
berkata saat beliau memaparkan laporan pertanggungjawabannya di depan
anggota MPR pada tahun 1966 sekali pun pertanggungjawabannya itu tidak
diterima, adapun salah satu pesan beliau saat itu yang masih terkenang
hingga sekarang adalah "JAS MERAH" yang artinya jarang pernah sekalipun
melupakan sejarah karena bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu
menghargai sejarah dan perjuangan para pahlawannya.
Tips Dan Trik Ke Taman Wisata Kambang Iwak Palembang
Taman Wisata Kambang Iwak Palembang terletak di
daerah Talang Semut, Bukit Kecil. Taman itu terletak persis disebelah
rumah dinas Walikota Palembang. Akses menuju daerah tersebut tidak
sulit, adapunnya tips adalah:
1. Rute transportasi umum menuju taman
Trans musi: rute Prumnas–Pim atau Plaju–PS stop di halte pasar gubah dengan biaya Rp3.000,- per orang ke semua jurusan.
Anggutan Kota (Angkot): rute Prumnas-Ampere, Bukit
Besar–Ampere, menggunakan bus kota Bukit Besar–Ampere stop persis di
depan Taman Wisata Kambang Iwak dengan biaya Rp2.500,- per orang.
2. Jam kerja atau jam buka taman
Taman Wisata Kambang Iwak buka 24 jam non stop untuk umum.
3. Waktu yang tepat untuk menuju ke taman tersebut
adalah pagi dan sore hari karena saat itu adalah waktu yang tepat untuk
berolahraga selain itu diwaktu tersebut juga cuaca sangat nyaman untuk
menikmati suasana taman yang sejuk dan asri.
4. Di hari sabtu dan Minggu taman tersebut sangat
banyak di datangi oleh warga Palembang yang ingin berkumpul baik tua
maupun muda yang bersama pasangannya maupun yang bersama keluarga besar.
5. Ingatlah untuk selalu menjaga kebersihan
lingkungan di sekitar anda, buanglah sampah pada tempatnya karena
kebersihan adalah sebagian dari iman.
0 komentar:
Post a Comment