Kota Kebanggaan SumSel

Palembang Of International City

Legenda Pulau Kemaro

Sejarah Pulau Kemaro

Pulau Kemaro terletak di daerah Sumatera Selatan, tepatnya di tengah sungai Musi yang membelah kota Palembang. Kemaro sendiri merupakan bahasa Palembang, yang berarti kemarau. Menurut masyarakat Palembang, dinamakan pulau Kemaro karena pulau ini tidak pernah digenangi air. Walaupun volume air di sungai Musi meningkat, Pulau Kemaro tetap saja kering. Karena keunikan inilah, masyarakat sekitarnya menjulukinya sebagai Pulau Kemaro.


Pulau Kemaro terletak di sebuah delta yang berada di tengah-tengah sungai Musi, sekitar 5 km arah hulu. Di dalam pulau ini terdapat sebuah makam yang diyakini sebagai makan dari Putri Sriwijaya Siti Fatimah yang menceburkan diri ke Sungai Musi.


Menurut cerita, pada zaman dahulu seorang putri dari raja Sriwijaya bernama Siti Fatimah dilamar oleh putra raja dari negeri Tiongkok bernama Tan Bun Ann. Raja Sriwijaya ini mengajukan persyaratan yang harus dipenuhi oleh Tan Bun Ann. Persyaratannya adalah Tan Bun Ann harus menyediakan 7 guci berisi emas. Keluarga Tan Bun Ann pun menerima syarat yang diajukan itu. Untuk menghindari bajak laut, emas yang berada di dalam guci-guci itu dilapisi sayur-mayur oleh keluarga tanpa sepengetahuan Tan Bun Ann.

Pada suatu hari rombongan Tan Bun Ann tiba dari Tiongkok dengan 9 guci emas yang telah dijanjikan. Namun, setelah diminta menunjukkan isi gucinya oleh raja Sriwijaya, Tan Bun Ann terkejut karena melihat sayur mayur di dalam 9 guci yang dibawanya. Karena kaget dan marah, tanpa memeriksa terlebih dahulu, Tan Bun Ann langsung melemparkan guci-guci tersebut ke dalam Sungai Musi. Tetapi pada guci yang terakhir, terhempas pada dinding kapal dan pecah berantakan, sehingga terlihatlah kepingan emas yang berada di dalamnya.


Rasa penyesalan yang membuat Tan Bun Ann mengambil keputusan tak terduga, ia menceburkan diri ke dalam Sungai Musi. Melihat kejadian tersebut, Siti Fatimah ikut menceburkan diri ke sungai, sambil berkata, “Bila suatu saat ada tanah yang tumbuh di tepi sungai ini, maka di situlah kuburan saya.” Dan ternyata benar, tiba-tiba dari bawah sungai timbul gundukan tanah yang akhirnya sekarang menjadi pulau Kemaro ini.


Apabila kita berkunjung ke pulau Kemaro, akan didapati tiga buah gundukan tanah yang menyerupai batu karang, dimana setiap gundukan diberi semacam atap dari kayu dan diberi batu nisan dengan tulisan Tiongkok yang didominasi warna merah. Menurut cerita, gundukan tanah yang di tengah adalah makam sang putri. Sedangkan dua gundukan tanah yang ada di sebelanya merupakan makam ajudan dari pangeran Tiongkok dan dayang kepercayaan sang putri. Hingga kini makam-makam tersebut masih terawat baik sebagai legenda pulau Kemaro.

Pulau ini akan ramai di datangi oleh para pengunjung etnis cina baik dari dalam maupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Thailand, Cina dan beberapa negara lainnya terutama pada saat Cap Go Me (15 hari setelah Imlek) , dan di sana ada sebuah pohon langka yang di sebut pohon cinta dimana apa bila pasangan muda-mudi yg berpacaran apabila mengukir nama mereka konon cinta mereka akan berlanjut ke pelaminan.


Perjalanan Ke Pulau Kemaro
Sungai Musi yang membelah Kota Palembang, Sumatra Selatan, menjadi Seberang Ulu dan Seberang Ilir memang banyak menyimpan pesona alam yang indah. Sungai dengan sembilan anak sungai besar yang bermuara ke Laut Bangka itu sangat menarik sebagai objek wisata bagi turis domestik maupun mancanegara.
Namun, menurut para wisatawan, lokasi seputaran jembatan ampera ini banyak bercokol ‘preman’ yang sering meresahkan ketika sedang menikmati suasana jembatan yang dulunya bernama jembatan bung karno ini.
Sepanjang perjalanan, para turis akan disuguhi pemandangan pinggiran Sungai Musi yang benar-benar indah. Salah satunya ialah Jembatan Ampera sebagai penghubung Kota Palembang, Seberang Ulu, dan Seberang Ilir yang tampak gagah. Tampak pula Masjid Lawang Kidul yang berdiri di pinggir Sungai Musi.

Adat Istiadat Di Pulau Kemaro
Di Pulau Kemaro ini terlihat adanya dua unsur keyakinan yang tetap berjalan berkesinambungan. “Siti Fatimah ini muslim, dan didalamnya ada altar persembahan untuk Dewa Bumi yang diyakini oleh umat Budha. Berdampingannya dua keyakinan dalam satu komplek di Pulau Kemaro ini membuktikan bahwa bersatunya umat Budha dan Islam membawa keselarasan dalam kehidupan, karena keyakinan adalah mutlak hubungannya antara manusia dengan sang pencipta. Akulturasi perlu terus dikenang untuk menanamkan semangat toleransi dan kerja sama bagi generasi baru.

Legenda Harta Karun Di Pulau Kemaro
Dahulu ada saudagar kaya dia mau menikah di atas pulau kemaro (agama china) , lumayan jauh rumahnya jadi naek perahu beserta harta karun yg bnyk , jadi untuk menghindari dari pembajak , pembawa kapal menimpa emas – emas tersebut dengan sambel caluk. ketika pembajak mencuri harta tersebut pembajak pun aneh , mengapa isinya sambel . lalu pembajak itu marah dan harta tersebut di buang ke dalam sungai musi , karena harta itu untuk pernikahan . jadi mempelai laki-laki terjun ke dalam sungai dan berusaha mengambil harta tersebut , namun kaki lelaki tersebut tersangkut di tanaman yg tumbuh di bawah sungai . mempelai perempuan pun khawatir dan menyusul pangerannya , perempuan tsb berusaha menolong , tetapi kakinya pun tersangkut di tanaman tsb . apa boleh hal . mereka meninggal dan hartanya pun tenggelam . hidup abadi di bawah sungai musi

Penulis : Unknown ~ Sebuah blog yang menyediakan berbagai macam informasi

Artikel Legenda Pulau Kemaro ini dipublish oleh Unknown pada hari Friday, June 1, 2012. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.Terimakasih atas kunjungan Anda silahkan tinggalkan komentar.sudah ada 0 komentar: di postingan Legenda Pulau Kemaro
 

0 komentar:

Post a Comment